TELUKKUANTAN,(Teropongbangsa.com)- Pacu jalur dalam tiga tahun terakhir ini sempat hilang, penyebabnya wabah Covid-19. Seiring hilangnya wabah penyakit itu, di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), pacu jalur kembali digelar.
Dari Sarana Transportasi Rakyat Jadi Wisata Nasional, 121 Tahun Pacu Jalur Kuantan Singingi (1)
Bahkan, perhelatan tradisi budaya pacu jalur itu dilaksanakan disemua kecamatan di Kuansing yang berada di tepian Sungai Kuantan. Mulai Kecamatan Hulu Kuantan, Kuantan Mudik, Gunung Toar, Kuantan Tengah di Kari, Benai, Pangean, Kuantan Hilir, Inuman dan Cerenti.
Di satu sisi, perhelatan itu menjadi semarak dan meriah. Karena harus setiap bulan di Kuansing ada pacu jalur. Semua masyarakat Kuansing, tentu saja tradisi budaya pacu jalur yang menjadi kebanggaan masyarakat Kuansing mesti harus dijaga dan dilestarikan.
Itu diungkapkan salah seorang anggota DPRD Kuansing, Syafril ST pada awak media kemaren di Teluk Kuantan.
Namun sebagai bagian masyarakat, pelaksanaannya ini yang mesti harus di evaluasi. Menurut pandangannya, pacu jalur yang kini dilaksanaka hampir setiap bulan akan berdampak kurang baik terhadap ekonomi masyarakat. Walaupun dampak positipnya juga ada. Karena itu, dia mengusulkan agar pelaksanaan pacu jalur dikembalikan model rayon.
Itu diungkapkan salah seorang anggota DPRD Kuansing, Syafril ST pada awak media kemaren di Teluk Kuantan.
Namun sebagai bagian masyarakat, pelaksanaannya ini yang mesti harus di evaluasi. Menurut pandangannya, pacu jalur yang kini dilaksanaka hampir setiap bulan akan berdampak kurang baik terhadap ekonomi masyarakat. Walaupun dampak positipnya juga ada. Karena itu, dia mengusulkan agar pelaksanaan pacu jalur dikembalikan model rayon.
"Saya secara pribadi sepakat even pacu jalur dikembalikan ke model rayon," ujar Syafril.
Dampak lain dari even pacu jalur yang dilaksanakan hampir setiap bulan itu adalah pelaksanaan pendidikan. Pelaksanaan pembelajaran tidak akan efektif, anak dipulangkan cepat, anak tidak akan fokus lagi belajar karena mereka ingin melihat pacu jalur.
Selain itu, di sisi ekonomi, waktu masyarakat pergi mencari nafkah seperti ke ladang, ke sawah menanam padi, bertani, bekerja dan lainnya akan jauh banyak tersita. Di mana sebagian besar mereka terlibat langsung di desa masing-masing dengan pacu jalur. Karena pacu jalur bagi masyarakat Kuansing takkan bisa ditinggalkan.
"Intinya bagaimana tradisi ini dilaksanakan dengan tepat dan bijak. Sehingga masyarakat pun tetap bisa menjalankan keseharian aktivitas mereka, mencari nafkah, melaksanakan pendidikan dengan baik dan ekonomi mereka tetap terjaga. Mengembalikan model rayon, dinilai yang paling tepat. Puncaknya di Teluk Kuantan," kata Syafril.
SUMBER: Riau Pos.Co